Oleh Priyayi Kwarakan
di olah dari berbagai sumber
Tidak akan ada habisnya kita mengupas kandungan dalam Al Qur'an ,benar - benar Yang Maha Tinggi yang hanya mampu menciptakan apa yang ada didalamnya. sungguh didalamnya tidak ada keraguan di dalamnya semoga menambah keyakinan kita semua akan kebesaran Allah SWT.
di olah dari berbagai sumber
Tidak akan ada habisnya kita mengupas kandungan dalam Al Qur'an ,benar - benar Yang Maha Tinggi yang hanya mampu menciptakan apa yang ada didalamnya. sungguh didalamnya tidak ada keraguan di dalamnya semoga menambah keyakinan kita semua akan kebesaran Allah SWT.
" Dan seandainya pohon-pohon di bumi menjadi pena dan laut (menjadi tinta), ditambahkan kepadanya tujuh laut (lagi) sesudah (kering)nya, niscaya tidak akan habis-habisnya (dituliskan) kalimat Allah[1183]. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana." ( QS Al Luqman 31 )
Berikut ayat - ayat Al Qur'an yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan modern
Besi adalah salah satu logam berat yang sangat bermanfaat
bagi kehidupan. Dalam Alquran surat Al Hadiid ayat 25 menjelaskan bahwa Allah
menurunkan besi yang memiliki kekuatan hebat dan memiliki banyak manfaat bagi
manusia.
"Sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul Kami
dengan membawa bukti-bukti yang nyata dan telah Kami turunkan bersama mereka
Alkitab dan neraca (keadilan) supaya manusia dapat melaksanakan keadilan. Dan
Kami turunkan (anzalnaa) besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan
berbagai manfaat bagi manusia, (supaya mereka mempergunakan besi itu) dan
supaya Allah mengetahui siapa yang menolong (agama)-Nya dan rasul-rasul-Nya,
padahal Allah tidak dilihatnya. Sesungguhnya Allah Mahakuat lagi
Mahaperkasa."
Dalam ayat ini, kata "anzalnaa" memiliki arti
"kami turunkan" digunakan untuk menunjuk besi. Apabila diartikan
secara kiasan kata anzalnaa
menjelaskan bahwa besi diciptakan untuk memberi manfaat bagi manusia.
Apabila mengartikan kata itu secara harfiah, yakni
"secara bendawi diturunkan dari langit", maka diperoleh arti bahwa
besi diturunkan dari langit. Beberapa ilmuwan telah berhasil membuktikan
kebenaran ayat itu. Partikel besi tidak berasal dari bumi melainkan berasal
dari benda-benda luar angkasa.
Paling tidak, terdapat sembilan ayat dalam Alquran yang
membahas dan menjelaskan tentang besi. Salah satunya,
"Dan Allah menjadikan bagimu tempat bernaung dari apa
yang telah Dia ciptakan, dan Dia jadikan bagimu tempat-tempat tinggal di
gunung-gunung, dan Dia jadikan bagimu pakaian yang memeliharamu dari panas dan
pakaian (baju besi) yang memelihara kamu dalam peperangan. Demikianlah Allah
menyempurnakan nikmat-Nya atasmu agar kamu berserah diri (kepada-Nya)."
(QS An-Nahl: ayat 81)
2. Fakta penciptaan berpasang-pasangan
Alquran surat Yaasin ayat 36 menjelaskan, Allah menciptakan
segala sesuatu secara berpasang-pasang. Dalam ayat lain, Allah uga berfirman,
"Dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan
supaya kamu mengingat akan kebesaran Allah." (QS Adz-Zaariyat: 49).
Menurut ayat ini, Allah menciptakan yang berpasangan tidak
hanya manusia, melainkan segala sesuatu yang tumbuh dari bumi dan berbagai
partikel yang tidak terlihat mata.
Seorang ilmuwan asal Inggris, Paul Dirac, berhasil melakukan
penelitian yang membuktikan bahwa materi diciptakan secara berpasangan.
Penemuannya dinamakan Parite. Dia memperoleh Nobel di
bidang fisika pada tahun 1933 karena penemuannya itu.
3. Fakta tentang garis edar tata surya
Matahari, planet, satelit dan benda langit lainnya bergerak
dalam garis edarnya masing-masing. Alquran surat Al Anbiya ayat 33 dan surat
Yaasin ayat 38 menjelaskan mengenai fakta ilmiah itu dan terbukti kebenaranya.
Banyak ayat dalam Alquran yang menjelaskan tentang alam
semesta dan tata surya. Beberapa di antaranya seperti:
"Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang,
matahari dan bulan. Masing-masing dari keduanya itu beredar di dalam garis
edarnya." (QS Al Anbiya:33)
"Dan matahari berjalan ditempat peredarannya.
Demikianlah ketetapan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui. (QS Yaa Siin: 38)
"Dan telah Kami tetapkan bagi bulan manzilah-manzilah,
sehingga (setelah dia sampai ke manzilah yang terakhir) kembalilah dia sebagai
bentuk tandan yang tua. (QS Yaa Siin: 39)
"Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan
malampun tidak dapat mendahului siang. Dan masing-masing beredar pada garis
edarnya. (QS Yaa Siin: 40)
Pengamatan astronomi telah membuktikan kebenaran fakta ini.
Menurut ahli astronomi, matahari bergerak sangat cepat dengan kecepatan
mencapai 720 ribu km per jam ke arah bintang Vega dalam sebuah garis edar yang
dinamakan Solar Apex.
Selain matahari, semua planet dan satelit dalam sistem
gravitasi matahari juga berjalan menempuh jarak ini. Semua bintang yang ada di
alam semesta juga berada dalam suatu gerakan serupa.
4. Fakta tentang penciptaan manusia dalam 3 tahap
Dalam Alquran surat Az Zumar ayat 6 dijelaskan, manusia
diciptakan dalam tubuh ibunya dalam tiga tahapan.
"Dia menciptakan kamu dari seorang diri kemudian Dia
jadikan daripadanya isterinya dan Dia menurunkan untuk kamu delapan ekor yang
berpasangan dari binatang ternak. Dia menjadikan kamu dalam perut ibumu
kejadian demi kejadian dalam tiga kegelapan. Yang (berbuat) demikian itu adalah
Allah, Tuhan kamu, Tuhan Yang mempunyai kerajaan. Tidak ada Tuhan (yang berhak
disembah) selain Dia; maka bagaimana kamu dapat dipalingkan?"
Perkembangan ilmu Biologi modern telah berhasil mengungkap
petunjuk dari ayat itu. Pertumbuhan bayi di dalam rahim melewati tiga tahap
(tiga kegelapan). Alquran menggunakan istilah 'kegelapan' karena memang proses
penciptaan manusia dalam perut ibu terjadi di dalam rahim yang gelap.
Tahap-tahap itu, pertama, tahap Pre-embrionik, zigot tumbuh membesar melalui
pembelahan sel kemudian menjadi segumpalan sel yang membenamkan diri pada
dinding rahim. Seiring pertumbuhan zigot, sel-sel penyusunnya mengatur diri
mereka sendiri untuk membentuk tiga lapisan.
Kedua, tahap Embrionik yang berlangsung lima setengah
minggu. Bayi pada tahap ini disebut "embrio". Organ dan sistem tubuh
bayi juga mulai terbentuk.
Ketiga tahap fetus yang dimulai sejak kehamilan bulan 8
hingga lahir. Pada tahap ini bayi telah menyerupai manusia dengan wajah, kedua
tangan dan kakinya.
5. Fakta tentang jenis kelamin bayi
Hasil penemuan ilmu genetika abad 20 menjelaskan bahwa jenis
kelamin seorang bayi ditentukan oleh air mani dari pria. Dalam air mani pria
terdapat kromosom x yang berisi sifat-sifat kewanitaan dan kromosom y berisi
sifat kelaki-lakian. Sedangkan dalam sel telur wanita hanya mengandung kromosom
x yang mengandung sifat-sifat kewanitaan. Jenis kelamin seorang bayi tergantung
pada sperma yang membuahi, apakah mengandung kromosom x atau y.
Alquran telah menjelaskan fakta itu dalam surat An Najm ayat
45-46, Quote:"Dialah yang menciptakan berpasang-pasangan pria dan wanita,
dari air mani, apabila dipancarkan."
Sebelum penemuan itu diperoleh, masyarakat menganggap bahwa
penentu jenis kelamin berasal dari wanita.
6. Fakta tentang sidik jari manusia
Setiap manusia memiliki ciri sidik jari yang unik dan
berbeda antara satu orang dengan lainnya. Keunikan sidik jari baru ditemukan
pada abad 19. Sebelum penemuan itu, sidik jari hanya dianggap sebagai
lengkungan biasa yang tidak memiliki arti.
Alquran surat Al Qiyaamah ayat 3-4 menjelaskan tentang
kekuasaan Allah untuk menyatukan kembali tulang belulang orang yang telah
meninggal, bahkan Allah juga mampu menyusun kembali ujung-ujung jarinya dengan
sempurna.
QS Al Qiyamah ayat 3-4:
"Apakah manusia mengira, bahwa Kami tidak akan
mengumpulkan (kembali) tulang belulangnya?"
"Bukan demikian, sebenarnya Kami kuasa menyusun
(kembali) jari jemarinya dengan sempurna."
7. Fakta tentang menyusui bayi selama 2 tahun
Air susu ibu atau ASI sangat bermanfaat bagi bayi. ASI
adalah sumber makanan terbaik bagi bayi dan mengandung zat yang dapat
meningkatkan kekebalan tubuh. Tidak ada susu buatan manusia yang mampu
menandingi kualitas ASI.
Alquran surat Luqman ayat 14 menganjurkan manusia untuk
berbuat baik kepada ibu bapaknya, ibunya telah mengandung dalam keadaan lemah
yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Surat ini menjelaskan
bahwa waktu yang terbaik untuk memberikan ASI bagi seorang bayi adalah 2 tahun
karena memberikan banyak manfaat.
"Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik)
kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah
yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku
dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu."
8. Fakta tentang relativitas waktu
Albert Einstein pada awal abad 20 berhasil menemukan teori
relativitas waktu. Teori ini menjelaskan bahwa waktu ditentukan oleh massa dan
kecepatan. Waktu dapat berubah sesuai dengan keadaannya. Beberapa ayat dalam
Alquran juga telah megisyaratkan adanya relativitas waktu ini, di antaranya
dalam Alquran surat Al Hajj ayat 47, surat As Sajdah ayat 5 dan Alquran surat
Al Ma'aarij ayat 4.
"Dan mereka meminta kepadamu agar azab itu disegerakan,
padahal Allah sekali-kali tidak akan menyalahi janji-Nya. Sesungguhnya sehari
di sisi Tuhanmu adalah seperti seribu tahun menurut perhitunganmu." (QS Al
Hajj: 47)
"Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan)
itu naik kepada-Nya dalam satu hari yang kadarnya (lamanya) adalah seribu tahun
menurut perhitunganmu." (QS As Sajdah:5)
"Malaikat-malaikat dan Jibril naik (menghadap) kepada
Tuhan dalam sehari yang kadarnya lima puluh ribu tahun." (QS Al Ma'arij:4)
Beberapa ayat Alquran lainnya menjelaskan, manusia terkadang
merasakan waktu secara berbeda, waktu yang singkat dapat terasa lama dan begitu
juga sebaliknya.
9. Fakta tentang gunung
Gunung tidak hanya memperindah pemandangan. Dikaji dari ilmu
geologi, gunung berfungsi sebagai penyeimbang bumi dari goncangan. Gunung
muncul karena tumbukan lempengan-lempengan raksasa yang membentuk kerak bumi.
Ketika dua lempengan bertumbukan, lempengan yang lebih kuat menyelip ke bawah
sedangkan lempengan yang lemah melipat ke atas membentuk dataran tinggi dan
gunung.
Alquran menjelaskan fungsi gunung dalam beberapa ayat di
antaranya dalam surat Al Anbiyaa ayat 21 dan surat An Naba' ayat 6-7. Gunung
diibaratkan sebuah paku yang menjadikan lembaran kayu tetap saling menyatu.
"Dan telah Kami jadikan di bumi ini gunung-gunung yang
kokoh supaya bumi itu (tidak) goncang bersama mereka, dan telah Kami jadikan
(pula) di bumi itu jalan-jalan yang luas, agar mereka mendapat petunjuk."
(QS Al Anbiya:31)
"Bukankah Kami telah menjadikan bumi itu sebagai
hamparan?, dan gunung-gunung sebagai pasak?," (QS An Naba': 6-7)
10. Fakta tentang dasar lautan yang gelap
Manusia tidak mampu menyelam di laut dengan kedalaman di
bawah 40 meter tanpa peralatan khusus. Dalam sebuah buku berjudul Oceans juga
dijelaskan, pada kedalaman 200 meter hamper tidak dijumpai cahaya, sedangkan
pada kedalaman 1000 meter tidak terdapat cahaya sama sekali.
Kondisi dasar laut yang gelap baru bisa diketahui setelah
penemuan teknologi canggih. Namun Alquran telah menjelaskan keadaan dasar
lautan semenjak ribuan tahun lalu sebelum teknologi itu ditemukan. Alquran
surat An Nur ayat 40 menjelaskan mengenai fakta ilmiah ini.
"Atau seperti gelap gulita di lautan yang dalam, yang
diliputi oleh ombak, yang di atasnya ombak (pula), di atasnya (lagi) awan;
gelap gulita yang tindih-bertindih, apabila dia mengeluarkan tangannya,
tiadalah dia dapat melihatnya, (dan) barang siapa yang tiada diberi cahaya
(petunjuk) oleh Allah tiadalah dia mempunyai cahaya sedikit pun." (QS An
Nuur: 40)
11. Manusia bisa mengeksplorasi langit dan bumi
Ar-rahmaan ayat 33. Hai jama'ah jin dan manusia, jika kamu
sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, maka lintasilah, kamu
tidak dapat menembusnya kecuali dengan kekuatan. --> terbukti.
12. Langit/atmosfer terdiri dari berbagai macam lapisan.
Al-Mulk ayat 3. Yang telah menciptakan tujuh langit
berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha
Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu
lihat sesuatu yang tidak seimbang.
13. Ini tentang ayat yg menginformasikan bahwa ada pertemuan
2 laut tp airnya tdk tercampur,bahkan seperti ada sekat pembatas diantara
keduanya..
Dia membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya kemudian
bertemu. Antara keduanya ada batas yang tidak dilampaui masing-masing. (QS. Ar-Rahman: 19-20)
Subhanallah, Maha Besar Allah Yang Maha Agung. Ternyata air
laut yang tidak bercampur itu benar-benar ada. Saya sudah sering membaca ayat
tersebut, tapi masih belum tahu di mana gerangan air laut yang tidak pernah
bercampur itu.
Ayat lain yang menceritakan fenomena yang sama terdapat pada
Surat Al-Furqan ayat 53 yang berbunyi:
Dan Dialah yang membiarkan dua laut yang mengalir
(berdampingan); yang ini tawar lagi segar dan yang lain asin lagi pahit; dan
Dia jadikan antara keduanya dinding dan batas yang menghalangi. (QS. Al-Furqaan: 53)
Dua lautan yang tidak bercampur itu terletak di Selat
Gibraltar, selat yang memisahkan benua Afrika dan Eropa, tepatnya antara negera
Maroko dan Spanyol.
Arus Selat Gibraltar memang sangat besar di bagian bawahnya.
Hal ini dikarenakan perbedaan suhu, kadar garam, dan kerapatan air
(density)nya. Air laut di Laut Tengah (Mediterania) memiliki kerapatan dan
kadar garam yang lebih tinggi dari air laut yang ada di Samudera Atlantik.
Menurut sifatnya, air akan bergerak dari kerapatan tinggi ke daerah dengan
kerapatan air yang lebih rendah. Sehingga arus di selat Gibraltar bergerak ke
barat, menuju Samudera Atlantik. Lalu apakah air ini akan bercampur dengan air
di Samudera Atlantik?
TIDAK!. Lho?? Ternyata ketika air laut dari Laut Tengah
menuju Samudera Atlantik, mereka tidak mencampur. Seakan ada sekat yang
memisahkan kedua jenis air ini. Bahkan batas antara kedua air dari dua buah
laut ini sangat jelas. Air laut dari Samudera Atlantik berwarna biru lebih
cerah. Sedangkan air laut dari Laut Tengah berwarna lebih gelap. Inilah
keajaiban alam. Tidak hanya itu yang aneh dari perilaku dari kedua air laut
ini. Ternyarta, air laut dari laut Tengah yang tidak mau bercampur dengan air
laut dari Samudera Atlantik ini menyusup di bawah air laut yang berasal dari
Samudera Atlantik. Air dari Laut Tengah ini menyusup di bawah air dari Samudera
Atlantik di bawah kedalaman 1000 meter dari permukaan Samudera Atlantik.
Di Selat Gibraltar itu ada pertemuan dari dua jenis laut
yang berbeda. Perbedaan itu sangat jelas kelihatan dari perbedaan warna air
laut. Ada garis batas yang memisahkan keduanya. Air laut dari lautan atlantik
berwarna biru lebih terang. Air laut dari laut Mediteranian berwarna biru lebih
gelap, lebih pekat. Garis batasnya sangat jelas.
Bagaimana bisa terjadi ?
Air laut dari Lautan Atlantik memasuki Laut Mediterania atau
laut Tengah melalui Selat Gibraltar. Keduanya mempunyai karakteristik yang
berbeda. Suhu air berbeda. Kadar garamnya berbeda. Kerapatan air (density)
airpun berbeda. Waktu kedua air itu bertemu di Selat Gibraltar, karakter air
dari masing masing laut tidak berubah. Kalau dipikir secara logika, pasti
bercampur, nyatanya tidak bercampur. Kedua air laut itu membutuhkan waktu lama
untuk bercampur, agar karakteristik air melebur. Penguapan air yang di Laut
Mediterania sangat besar, sedang air dari sungai yang bermuara di Laut
Mediterania berkurang sekali. Itulah sebabnya air Lautan Atlantik mengalir
deras ke Laut Mediterania.
Sifat lautan ketika bertemu, menurut modern science, tidak
bisa bercampur satu sama lain. Hal ini telah dijelaskan oleh para ahli
kelautan. Dikarenakan adanya perbedaan masa jenis, tegangan permukaan mencegah
kedua air dari lautan tidak becampur satu sama lain, seolah terdapat dinding
tipis yang memisahkan mereka. Air laut Mediteranian, yang berwarna biru tua,
menyusup sampai kedalaman 1000 m dari permukaan laut, di lautan Atlantik, dan
terus masuk sejauh ratusan km di lautan Atlantik dan tetap tidak berubah
karakteristiknya.
Subhannallah.
Penjelasan secara fisika modern baru ada di abad 20M oleh
ahli-ahli Oceanografi. Firman di Al Quran itu diturunkan di abad ke 7 M, 14
abad yang lalu.
Itu adalah firman Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad
melalui malaikat Jibril. Maka nikmat Tuhan yang mana yang kamu dustakan?
Luar biasa, pemandangan selat Gibraltar yang memiliki dua
warna air sungguh menakjubkan. Sudah lama membaca dan memahami tafsirnya, tentang
adanya dua warna air laut di Gibraltar.
Sesungguhnya dalam penciptaan bumi dan langit dan silih
bergantinya malam dan siang, terdapat tanda-tanda bagi orang orang yang berakal. (QS. Al-Imran: 190)Ar-rahmaan ayat 19 dan 20. Dia membiarkan
dua lautan mengalir yang keduanya kemudian bertemu,antara keduanya ada batas
yang tidak dilampaui masing-masing.
14. Proses Terjadinya Hujan
1400 tahun yang lalu, melalui rasulullah, Allah SWT
menyampaikan secara singkat info tentang pembentukan Hujan,dalam wahyu yang
sekarang tertulis dalam aqur'an di jelaskan :
"Tidaklah kamu melihat bahwa Allah mengarak awan, kemudian
mengumpulkan antara (bagian-bagian)nya, kemudian menjadikannya
bertindih-tindih, maka kelihatanlah olehmu hujan keluar dari celah-celahnya dan
Allah (juga) menurunkan (butiran-butiran) es dari langit, (yaitu) dari
(gumpalan- gumpalan awan seperti) gunung-gunung, maka ditimpakan-Nya
(butiran-butiran) es itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan dipalingkan-Nya
dari siapa yang dikehendaki-Nya. Kilauan kilat awan itu hampir-hampir
menghilangkan penglihatan." (QS An-Nuur : 43)
dan di abad 20 (sekarang) , Para ilmuwan yang mempelajari
jenis-jenis awan mendapatkan temuan yang mengejutkan berkenaan dengan proses
pembentukan awan hujan. Terbentuknya awan hujan yang mengambil bentuk tertentu,
terjadi melalui sistem dan tahapan tertentu pula. Tahap-tahap pembentukan
kumulonimbus, sejenis awan hujan, adalah sebagai berikut :
TAHAP - 1, Pergerakan awan oleh angin : Awan-awan dibawa,
dengan kata lain, ditiup oleh angin.
TAHAP - 2, Pembentukan awan yang lebih besar : Kemudian
awan-awan kecil (awan kumulus) yang digerakkan angin, saling bergabung dan
membentuk awan yang lebih besar.
TAHAP - 3, Pembentukan awan yang bertumpang tindih : Ketika
awan-awan kecil saling bertemu dan bergabung membentuk awan yang lebih besar,
gerakan udara vertikal ke atas terjadi di dalamnya meningkat. Gerakan udara
vertikal ini lebih kuat di bagian tengah dibandingkan di bagian tepinya.
Gerakan udara ini menyebabkan gumpalan awan tumbuh membesar secara vertikal,
sehingga menyebabkan awan saling bertindih-tindih.
Membesarnya awan secara vertikal ini menyebabkan gumpalan
besar awan tersebut mencapai wilayah-wilayah atmosfir yang bersuhu lebih
dingin, di mana butiran-butiran air dan es mulai terbentuk dan tumbuh semakin
membesar.
Ketika butiran air dan es ini telah menjadi berat sehingga
tak lagi mampu ditopang oleh hembusan angin vertikal, mereka mulai lepas dari
awan dan jatuh ke bawah sebagai hujan air, hujan es, dsb. (Anthes, Richard A.;
John J. Cahir; Alistair B. Fraser; and Hans A. Panofsky, 1981, The Atmosphere,
s. 269; Millers, Albert; and Jack C. Thompson, 1975, Elements of Meteorology, s.
141-142)
Kita harus ingat bahwa para ahli meteorologi hanya baru-baru
ini saja mengetahui proses pembentukan awan hujan ini secara rinci, beserta
bentuk dan fungsinya, dengan menggunakan peralatan mutakhir seperti pesawat
terbang, satelit, komputer, dsb.
Sungguh jelas bahwa Allah telah memberitahu kita suatu
informasi yang tak mungkin dapat diketahui 1400 tahun yang lalu.
15. Gambar Bintang
tabrakandi Langit seperti mawar merah
Ar-rahmaan ayat 37. Maka apabila langit telah terbelah dan
menjadi merah mawar seperti (kilapan) minyak. --> hancurnya bintang, search
aja di google gambarnya seperti bunga mawar merah.
16. Arti Black Hole dalam Alquran
Barangkali penemuan kosmologi
modern terpenting adalah apa yang disebut Black Hole (Lobang Hitam) yang
menunjuk kepada bintang-bintang yang sangat berat massanya. Bintang merupakan
entitas yang melewati fase pembentukan, kemudian ia membesar dan berkembang
hingga sampai fase kematian. Nah, Black Hole itu berada pada fase terakhir.
Ketika volume bintang itu berkembang dengan skala yang besar, maka gravitasinya
meningkat hingga batas-batas yang sangat besar, sehingga ia menarik segala
sesuatu, hingga cahaya tidak bisa terlepas dari gravitasnya yang besar.
Karena itu, kita tidak mungkin melihat benda ini
selama-lamanya karena ia sangat terssaljuyi. Dan karena itulah ia disebut Black
Hole. Para ilmuwan menyatakan bahwa benda ini berjalan di alam semesta dengan
kecepatan yang tinggi dan menarik setiap benda yang mendekatinya. Seandainya
kita meminta para astronom untuk mendefinisikan mahluk yang menakjubkan ini
secara ilmiah dan sesuai dengan penemuan mereka yang paling baru, maka mereka
akan mengatakan:
1.
Black
Hole adalah bintang yang berat massanya dan terssaljuyi sehingga tidak bisa
dilihat.
2.
Makhluk ini berjalan dengan kecepatan mencapai
puluhan ribu kilometer per detik.
3.
Black
Hole menarik, menekan, dan membersihkan setiap sesuatu yang ditemuinya dalam
perjalanannya.
Nah, sekarang kita merujuk kepada isyarat al-Qur’an mengenai
benda tersebut. Allah berfirman yang makna harfiahnya sebagai berikut, ‘Maka
aku bersumpah dengan khunnas, yang berjalan lagi menyapu.’ (at-Takwir: 15-16).
Mari kita cermati maknanya dan sejauh mana kesesuaiannya
dengan data-data sain modern
Kata khunnas berarti sesuatu yang tidak terlihat
selama-lamanya. Kata ini terbentuk dari kata khanasa yang berarti terssaljuyi.
Karena itu, setan dalam surat an-Nas disebut khannas karena ia tidak terlihat. Kata
al-jawari berarti yang berjalan atau berlari. Dan kata al-khunnas terambil dari
kata kanasa yang berarti menarik sesuatu yang dekat dan menghimpun kepada
dirinya dengan kuat. Dan inilah yang benar-benar terjadi pada Black Hole, tepat
seperti yang dibicarakan al-Qur’an.
Al-Qur’an Mengungguli Astronom
Sain menyebut benda ini dengan Black Hole, tetapi penamaan
ini tidak tepat. Karena istilah ‘Hole’ berarti kosong, dan itu sama sekali
berlawanan dengan bintang-bintang yang memiliki massa yang berat sekali. Dan
kata ‘Black’ juga tidak tepat secara ilmiah, karena benda ini tidak memiliki
warna, karena ia tidak mengeluarkan suatu cahaya yang bisa dilihat.
Karena itu, kata khunnas adalah kata yang mendeskripsikan
hakikat makhluk tersebut secara tepat. Dan kata khunnas yang berarti menyapu
itu kita temukan di akhir artikel-artikel ilmiah tentang makhluk ini. Bahkan
para ilmuwan menyatakan, ‘Benda itu menyapu ruang angkasa.’
Mengenai bobotnya, Black Hole seberat bumi itu diameternya
kurang dari satu sentimeter saja! Dan Black Hole seberat matahari itu
diamenternya hanya 3 km. Subhanallah!
Fakta dan Angka
Black Hole ukuran sedang itu beratnya
10.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000 kilogram, atau 10 pangkat 31, dengan
diameter 3 km saja. Ada banyak Black Hole di pusat galaksi kita dan
galaksi-galaksi lain, dan satunya memiliki berat jutaan kali berat matahari.
Bagaimana Ilmuan Melihat Benda ini?
Bagaimana ia bisa dilihat sedangkan ia tidak mengeluarkan
pancaran cahaya? Muncul pemikiran dari seorang peneliti bahwa Black Hole itu
memiliki ukuran tertentu, dan ia berjalan di ruang angkasa. Ia pasti akan lewat
di depan sebuah bintang sehingga cahayanya tertutup dari kita, seperti kejadian
gerhana matahari. Setelah ide itu dilaksanakan dan terbukti benar, maka para
ilmuwan sepakat bahwa cahaya bintang tersebut tertutup karena lewatnya Black
Hole, sehingga mengakibatkan tertutupnya pancaran cahaya yang bersumber dari
bintang tersebut. Hal itu terjadi selama jangka waktu tertentu, kemudian
bintang tersebut kembali menunjukkan sinarnya
17. Keajaiban Matematika dalam Al-quran
Keajaiban Al Quran dilihat dari sisi kandungannya telah
banyak ditulis dan diketahui, tetapi keajaiban dilihat dari bagaimana Al Quran
ditulis/disusun mungkin belum banyak yang mengetahui. Orang-orang non-muslim
khususnya kaum orientalis barat sering menuduh bahwa Al Qur’an adalah buatan
Muhammad. Padahal kalau kita baca Al Qur’an ada ayat yang menyatakan tantangan
kepada orang-orang kafir khususnya untuk membuat buku/kitab seperti Al Quran
dimana hal ini tidak mungkin akan dapat dilakukannya meskipun jin dan manusia
bersatu padu membuatnya. Tulisan singkat ini bertujuan untuk menyajikan
beberapa keajaiban Al Qur’an dilihat dari segi bagaimana Al Qur’an ditulis, dan
sekaligus secara tidak langsung juga untuk menyangkal tuduhan tersebut, dimana
Muhammad sebagai manusia biasa tidak mungkin dapat melakukan atau menciptakan
sebuah Al Qur’an. Pandangan sains secara konvensional menempatkan matematika
sebagai suatu yang prinsipil dari sebuah cabang pengetahuan dimana alasan
dikedepankan, emosi tidak dilibatkan, kepastian menjadi hal yang ingin
diketahui, dan kebenaran hari ini merupakan kebenaran untuk selamanya. Dalam
masalah agama, ilmuan memandang bahwa semua agama sama, karena semua agama
sama-sama tidak mampu memverifikasi atau menjustifikasi kebenaran melalui pembuktian
yang dapat diterima oleh logika. Jadi suatu hal dikatakan valid jika ada bukti
nyata, dan pembuktian ini merupakan sebuah prosedur yang dibentuk untuk
membuktikan suatu realitas yang tak terlihat melalui sebuah proses deduksi dan
konklusi yang hasil akhirnya dapat diterima oleh semua pihak. Dengan dasar
tersebut, tulisan ini mencoba untuk membawa pembaca pada suatu kesimpulan bahwa
Al Qur’an yang ditulis menurut aturan matematika, merupakan bukti nyata bahwa
Al Qur’an adalah benar-benar firman Allah dan bukan buatan Nabi Muhammad.
Kiranya patut juga direnungi apa yang dikatakan oleh Galileo (1564-1642 AD)
bahwa . “Mathematics is the language in which God wrote the universe
(Matematika adalah bahasa yang digunakan Tuhan dalam menuliskan alam semesta
ini)” ada benarnya. Kebenaran bahasa matematika tersebut akan dibahas sekilas
sebagai tambahan dari tema utama tulisan ini.
Angka-angka Menakjubkan dari Beberapa Kata dalam Al
Qur’an
Kalau kita buka Al Quran dan kita perhatikan beberapa kata
dalam Al Quran dan menghitung berapa kali kata tersebut disebutkan dalam Al
Quran, kita akan peroleh suatu hal yang sangat menakjubkan. Mungkin kita
betanya, berapa lama waktu yang diperlukan untuk mencari dan menghitungnya.
Dengan kemajuan teknologi khususnya komputer, hal tersebut tidak menjadi
masalah. Tabel 1 menyajikan frekuensi penyebutan beberapa kata penting dalam Al
Qur’an yang kita kenal dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan tabel tersebut
ada beberapa pelajaran yang dapat kita petik. Misalnya pada kata “dunya” dan
“akhirat” yang disebutkan dalam Al Qur’an dengan frekuensi sama, kita dapat
menafsirkan bahwa Allah menyuruh umat manusia untuk memperhatikan baik
kehidupan dunia maupun kehidupan akhirat secara seimbang. Artinya kehidupan
dunia dan akhirat sama-sama penting bagi orang Islam. Selanjutnya pada
penyebutan kata “malaaikat” dan “syayaathiin” juga disebutkan secara seimbang.
Hal ini dapat mengindikasikan bahwa kebaikan yang direfleksikan oleh kata
“malaaikah” akan selalu diimbangi oleh adanya kejahatan yang direfleksikan oleh
kata “syayaathiin”. Hal lain juga dapat kita kaji pada beberapa pasangan kata
yang lain.
Beberapa kata lain yang menarik dari tabel tersebut adalah
kata “syahr (bulan)” yang disebutkan sebanyak 12 kali yang menunjukkan bahwa
jumlah bulan dalam setahun adalah 12, dan kata “yaum (hari)” yang disebutkan
sebanyak 365 kali yang menunjukkan jumlah hari dalam setahun adalah 365 hari.
Selanjutnya Kata “lautan (perairan)” disebutkan sebanyak 32 kali, dan kata
“daratan” disebut dalam Al Quran sebanyak 13 kali. Jika kedua bilangan tersebut
kita tambahkan kita dapatkan angka 45.
Sekarang kita lakukan perhitungan berikut:
· Dengan mencari persentase jumlah kata “bahr (lautan)”
terhadap total jumlah kata (bahr dan barr) kita dapatkan:
(32/45)x100% = 71.11111111111%
· Dengan mencari persentase jumlah kata “barr (daratan)”
terhadap total jumlah kata (bahr dan barr) kita dapatkan:
(13/45)x100% = 28.88888888889%
Kita akan mendapatkan bahwa Allah SWT dalam Al Quran 14 abad
yang lalu menyatakan bahwa persentase air di bumi adalah 71.11111111111%, dan
persentase daratan adalah 28.88888888889%, dan ini adalah rasio yang riil dari
air dan daratan di bumi ini.
Al Qur’an Didisain Berdasarkan Bilangan 19
Dalam kaitannya dengan pertanyaan yang bersifat matematis
yang hanya memiliki satu jawaban pasti, maka jika ada beberapa ahli matematika,
yang menjawab di waktu dan tempat yang berbeda dan dengan menggunakan metode
yang berbeda, maka tentunya akan memperoleh jawaban yang sama. Dengan kata
lain, pembuktian secara matematis tidak dipengaruhi oleh ruang dan waktu. Perlu
diketahui bahwa dari seluruh kitab suci yang ada di dunia ini, Al Qur’an
merupakan satu-satunya kitab suci yang seluruhnya ditulis dalam bahasa aslinya.
Berkaitan dengan pembuktian, kebenaran Al Qur’an sebagai wahyu Allah yang
sering dikatakan oleh orang barat sebagai ciptaan Muhammad, dapat dibuktikan
secara matematis bahwa Al Qur’an tidak mungkin diciptakan oleh Muhammad. Adalah
seorang ahli biokimia berkebangsaan Amerika keturunan Mesir dan seorang ilmuan
muslim, Dr. Rashad Khalifa yang pertama kali menemukan sistem matematika pada
desain Al Qur’an. Dia memulai meneliti komposisi matematik dari Al Quran pada
1968, dan memasukkan Al Qur’an ke dalam sistem komputer pada 1969 dan 1970,
yang diteruskan dengan menerjemahkan Al Qur’an ke dalam bahasa Inggris pada
awal 70-an. Dia tertantang untuk memperoleh jawaban untuk menjelaskan tentang
inisial pada beberapa surat dalam Al Qur’an (seperti Alif Lam Mim) yang sering
diberi penjelasan hanya dengan “hanya Allah yang mengetahui maknanya”. Dengan
tantangan ini, dia memulai riset secara mendalam pada inisial-inisial tersebut
setelah memasukkan teks Al Qur’an ke dalam sistem komputer, dengan tujuan utama
mencari pola matematis yang mungkin akan menjelaskan pentingnya inisial-inisial
tersebut. Setelah beberapa tahun melakukan riset, Dr. Khalifa mempublikasikan
temuan-temuan pertamanya dalam sebuah buku berjudul “MIRACLE OF THE QURAN:
Significance of the Mysterious Aphabets” pada Oktober 1973 bertepatan dengan
Ramadan 1393. Pada buku tersebut hanya melaporkan bahwa inisial-inisial yang
ada pada beberapa surat pada Al Qur’an memiliki jumlah huruf terbanyak
(proporsi tertinggi) pada masing-masing suratnya, dibandingkan huruf-huruf
lain. Misalnya, Surat “Qaaf” (S No. 50) yang dimulai dengan inisial “Qaaf”
mengandung huruf “Qaaf” dengan jumlah terbanyak. Surat “Shaad” (QS No. 38) yang
memiliki inisial “Shaad”, mengandung huruf “Shaad” dengan proporsi terbesar.
Fenomena ini benar untuk semua surat yang berinisial, kecuali Surat Yaa Siin (No.
36), yang menunjukkan kebalikannya yaitu huruf “Yaa” dan “Siin” memiliki
proporsi terendah. Berdasarkan temuan tersebut, pada awalnya dia hanya berfikir
sampai sebatas temuan tersebut mengenai inisial pada Al Qur’an, tanpa
menghubungkan frekuensi munculnya huruf-huruf yang ada pada inisial surat
dengan sebuah bilangan pembagi secara umum (common denominator). Akhirnya, pada
Januari 1974 (bertepatan dengan Zul-Hijjah 1393), dia menemukan bahwa bilangan
19 sebagai bilangan pembagi secara umum[1] dalam insial-inisial tersebut dan
seluruh penulisan dalam Al Qur’an, sekaligus sebagai kode rahasia Al Qur’an.
Temuan ini sungguh menakjubkan karena seluruh teks dalam Al Qur’an tersusun
secara matematis dengan begitu canggihnya yang didasarkan pada bilangan 19 pada
setiap elemen sebagai bilangan pembagi secara umum. Sistem matematis tersebut
memiliki tingkat kompleksitas yang bervariasi dari yang sangat sederhana (bisa
dihitung secara manual) sampai dengan yang sangat kompleks yang harus
memerlukan bantuan program komputer untuk membuktikan apakah kelipatan 19.
Jadi, sistem matematika yang didasarkan bilangan 19 yang melekat pada Al Quran
dapat diapresiasi bukan hanya oleh orang yang memiliki kepandaian komputer dan
matematika tingkat tinggi, tetapi juga oleh orang yang hanya dapat melakukan
penghitungan secara sederhana.
Selain 19 sebagai kode rahasia Al Qur’an itu sendiri,
peristiwa ditemukannya bilangan 19 sebagai “miracle” dari Al Qur’an juga dapat
dihubungkan dengan bilangan 19 sebagai kehendak Allah. Disebutkan di atas bahwa
kode rahasia tersebut ditemukan pada tahun 1393 Hijriah. Al Qur’an diturunkan
pertama kali pada 13 tahun sebelum Hijriah (hijrah Nabi). Jadi keajaiban Al
Qur’an ini ditemukan 1393+13=1406 tahun (dalam hitungan hijriah) setelah Al
Qur’an diturunkan, yang bertepatan dengan tahun 1974 M.
Surah 74 adalah Surah Al Muddatsir yang berarti orang yang
berkemul (Al Quran dan Terjemahnya, Depag) dan juga dapat berarti rahasia yang
tesembunyi, yang memang mengandung rahasia Allah mengenai keajaiban Al Qur’an.
Dalam Surah 74 ayat 30-36 dinyatakan:
(74:30) Di atasnya adalah 19.
(74:31) Dan tiada Kami jadikan penjaga neraka melainkan dari
malaikat; dan tidaklah Kami jadikan bilangan mereka itu (19) melainkan untuk:
- cobaan/ujian/tes bagi orang-orang kafir,
- meyakinkan orang-orang yang diberi Al Kitab (Nasrani dan
Yahudi),
- memperkuat (menambah)keyakinan orang yang beriman,
- menghilangkan keragu-raguan pada orang-orang yang diberi
Al kitab dan juga orang-orang yang beriman, dan
- menunjukkan mereka yang ada dalam hatinya menyimpan
keragu-raguan; dan orang-orang kafir mengatakan: “Apakah yang dikehendaki Allah
dengan perumpamaan ini?” Demikianlah Allah membiarkan sesat orang-orang yang
dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan
tidak ada yang mengetahui tentara Tuhanmu melainkan Dia. Dan ini tiada lain
hanyalah sebuah peringatan bagi manusia.
(74:32) Sungguh, demi bulan.
(74:33) Dan malam ketika berlalu.
(74:34) Dan pagi (subuh) ketika mulai terang.
(74:35) Sesungguhnya ini (bilangan ini) adalah salah satu
dari keajaiban yang besar.
(74:36) Sebagai peringatan bagi umat manusia.
Sebagian besar ahli tafsir menafsirkan 19 sebagai jumlah
malaikat. Menurut Dr. Rashad Khalifa, menafsirkan bilangan 19 sebagai jumlah
malaikat adalah tidak tepat karena bagaimana mungkin jumlah malaikat dapat
dijadikan untuk ujian/tes bagi orang-orang kafir, untuk meyakinkan orang-orang
nasrani dan yahudi, untuk meningkatkan keimanan orang yang telah beriman dan
juga untuk menghilangkan keragu-raguan. Jadi, tepatnya bilangan 19 ini
merupakan keajaiban yang besar dari Al Qur’an sesuai ayat 35 di atas, menurut
terjemahan Dr. Rashad Khalifa (dan juga terjemahan beberapa penterjemah lain).
Jadi pada ayat 35 kata “innahaa” merujuk pada kata “’iddatun” pada ayat 31.
Mengapa 19?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, perlu dijelaskan tentang
sistem bilangan. Kita pasti mengenal betul sistem bilangan Romawi yang masih
sangat dikenal pada saat ini, seperti I=1, V=5, X=10, L=50, C=100, D=500 dan
M=1000. Seperti halnya pada sistem bilangan Romawi, sistem bilangan juga
dikenal pada huruf-huruf arab. Bilangan yang ditandai pada setiap huruf dikenal
sebagai “nilai numerik (numerical value atau gematrical value)”. Click link ini
untuk mengetahui lebih jauh tentang nilai numerik.
Setelah mengetahui nilai dari setiap huruf arab tersebut,
kita dapat menjawab mengapa 19 dipakai sebagai kode rahasia Allah dalam Al
Qur’an, dan sekaligus dapat digunakan untuk mengungkap keajaiban Al Qur’an.
Berikut beberapa hal yang dapat digunakan untuk menjelaskan mengapa 19.
* 19 merupakan nilai numerik dari kata “Waahid” dalam bahasa
arab yang artinya ‘esa/satu’ (lihat Tabel 2) Tabel 2. Nilai numerik dari kata
“waahid”
* 19 merupakan bilangan positif pertama dan terakhir (1 dan
9), yang dapat diartikan sebagai Yang Pertama dan Yang Terakhir seperti yang
dikatakan Allah, misalnya, pada QS 57 ayat 3 sebagai berikut: “Dialah Yang Awal
dan Yang Akhir, Yang Zhahir dan Yang Bathin, dan Dia Maha Mengetahui segala
sesuatu” (QS 57:3). Kata “waahid” dalam Qur’an disebutkan sebanyak 25 kali,
dimana 6 diantaranya tidak merujuk pada Allah (seperti salah satu jenis
makanan, pintu, dsb). Sisanya 19 kali merujuk pada Allah. Total jumlah dari
(nomor surat + jumlah ayat pada masing-masing surat) dimana 19 kata “waahid”
yang merujuk pada Allah adalah 361 = 19 x 19. Jadi 19 melambangkan keesaan
Allah (Tuhan Yang Esa).
* Pilar agama Islam yang pertama juga dikodekan dengan 19
“La – Ilaha – Illa – Allah”
Nilai-nilai numerik dari setiap huruf arab pada kalimah
syahadat di atas adalah dapat ditulis sebagai berikut
“30 1 – 1 30 5 – 1 30 1 – 1 30 30 5”
Jika susunan angka tersebut ditulis menjadi sebuah bilangan,
diperoleh = 30113051301130305 = 19 x … atau merupakan bilangan yang mempunyai
kelipatan 19. Jadi jelaslah bahwa 19 merujuk kepada keesaan Allah sebagai
satu-satunya dzat yang wajib disembah.
Beberapa Contoh Bukti-bukti yang Sangat Sederhana tentang
Kode 19
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa desain Al
Qur’an yang didasarkan bilangan 19 ini, dapat dibuktikan dari penghitungan yang
sangat sederhana sampai dengan yang sangat komplek. Berikut ini hanya sebagian
kecil dari keajaiban Al Quran (sistim 19) yang dapat ditulis dalam artikel
singkat ini. Fakta-fakta yang sangat sederhana:
(1) Kalimat Basmalah pada (QS 1:1) terdiri dari 19 huruf
arab.
(2) QS 1:1 tersebut diturunkan kepada Muhammad setelah Surat
74 ayat 30 yang artinya “Di atasnya adalah 19”.
(3) Al Qur’an terdiri dari 114 surah, 19×6.
(4) Ayat pertama turun (QS 96:1) terdiri dari 19 huruf.
(5) Surah 96 (Al Alaq) ditempatkan pada 19 terakhir dari 114
surah (dihitung mundur dari surah 114), dan terdiri dari 19 ayat
(6) Surat terakhir yang turun kepada Nabi Muhammad adalah
Surah An-Nashr atau Surah 110 yang terdiri dari 3 ayat. Surah terakhir yang
turun terdiri dari 19 kata dan ayat pertama terdiri dari 19 huruf.
(7) Kalimat Basmalah berjumlah 114 (19×6). Meskipun pada
Surah 9 (At Taubah) tidak ada Basmalah pada permulaan surah sehingga jumlah
Basmalah kalau dilihat pada awal surah kelihatan hanya 113, tetapi pada Surah
27 ayat 30 terdapat ekstra Basmalah (dan juga 27+30=57, atau 19 x 3). Dengan
demikian jumlah Basmalah tetap 114.
(8) Jika dihitung jumlah surah dari surah At Taubah (QS 9)
yang tidak memiliki Basmalah sampai dengan Surah yang memuat 2 Basmalah yaitu S
27, ditemukan 19 surah. Dan total jumlah nomor surah dari Surah 9 sampai Surah
27 diperoleh (9+10+11+…+26+27=342) atau 19×18. Total jumlah ini (342) sama
dengan jumlah kata antara dua kalimat basmalah dalam Surat 27.
(9) Berkaitan dengan inisial surah, misalnya ada dua Surah
yang diawali dengan inisial “Qaaf” yaitu Surah 42 yang memiliki 53 ayat dan
Surah 50 yang terdiri dari 45 ayat. Jumlah huruf “Qaaf” pada masing-masing dua
surat tersebut adalah 57 atau 19 x 3. Jika kita tambahkan nomor surah dan
jumlah ayatnya diperoleh masing-masing adalah (42+53=95, atau 19 x 5) dan
(50+45=95, atau 19 x 5). Selanjutnya initial “Shaad” mengawali tiga surah yang
berbeda yaitu Surah 7, 19, dan 38. Total jumlah huruf “Shaad” di ketiga surah
tersebut adalah 152, atau 19 x 8. Hal yang sama berlaku untuk inisial yang
lain.
(10) Frekuensi munculnya empat kata pada kalimat Basmalah
dalam Al Qur’an pada ayat-ayat yang bernomor merupakan kelipatan 19 (lihat
Tabel 3)
Tabel 3: Empat kata dalam Basmalah dan frekuensi penyebutan
dalam ayat-ayat yang bernomor dalam Al Quran
No. Kata Frekuensi muncul
1 Ism 19
2 Allah 2698 (19×142)
3 Al-Rahman 57 (19×3)
4 Al-Rahiim 114 (19×6)
(11) Ada 14 huruf arab yang berbeda yang membentuk 14 set
inisial pada beberapa surah dalam Al Qur’an, dan ada 29 surah yang diawali
dengan inisial (seperti Alif-Lam-Mim). Jumlah dari angka-angka tersebut
diperoleh 14+14+29=57, atau 19×3.
(12) Antara surah pertama yang berinisial (Surah 2 atau
Surah Al Baqarah) dan surah terakhir yang berinisial (Surah 68), terdapat 38
surah yang tidak diawali dengan inisial, 38=19×2.
(13) Al-Faatihah adalah surah pertama dalam Al-Quran, No.1,
dan terdiri dri 7 ayat, sebagai surah pembuka (kunci) bagi kita dalam
berhubungan dengan Allah dalam shalat. Jika kita tuliskan secara berurutan
Nomor surah (No. 1) diikuti dengan nomor setiap ayat dalam surah tersebut, kita
dapatkan bilangan: 11234567. Bilangan ini merupakan kelipatan 19. Hal ini
menunjukkan bahwa kita membaca Al Faatihah adalah dalam rangka menyembah dan
meng-Esakan Allah.
Selanjutnya, jika kita tuliskan sebuah bilangan yang
dibentuk dari nomor surah (1) diikuti dengan bilangan-bilangan yang menunjukkan
jumlah huruf pada setiap ayat (lihat Tabel 4), diperoleh bilangan :
119171211191843 yang juga merupakan kelipatan 19.
Tabel 4: Jumlah huruf pada setiap ayat dalam Surah Al
Faatihah
(14) Ketika kita membaca Surah Al-Fatihah (dalam bahasa
arab), maka bibir atas dan bawah akan saling bersentuhan tepat 19 kali. Kedua
bibir kita akan bersentuhan ketika mengucapkan kata yang mengandung huruf “B
atau Ba’” dan huruf “M atau Mim”. Ada 4 huruf Ba’ dan 15 huruf Mim. Nilai
numerik dari 4 huruf Ba’ adalah 4×2=8, dan nilai numerik dari 15 huruf Mim
adalah 15×40=600. Total nilai numerik dari 4 huruf Ba’ dan 15 huruf Mim adalah
608=19×32 (lihat Tabel 5).
Tabel 5. Kata-kata dalam Surah Al-Fatihah yang
mengandunghuruf Ba’ dan Mim beserta nilai numeriknya
Kejadian Di Alam Semesta yang Terkait dengan Bilangan 19
Beberapa kejadian lain di alam ini dan juga dalam kehidupan
kita sehari-hari yang mengacu pada bilangan 19 adalah:
· Telah dibuktikan bahwa bumi, matahari dan bulan berada
pada posisi yang relatif sama setiap 19 tahun
· Komet Halley mengunjungi sistim tata surya kita sekali
setiap 76 tahun (19×4).
· Fakta bahwa tubuh manusia memiliki 209 tulang atau 19×11.
· Langman’s medical embryology, oleh T. W. Sadler yang
merupakan buku teks di sekolah kedokteran di Amerika Serikat diperoleh
pernyataan “secara umum lamanya kehamilan penuh adalah 280 hari atau 40 minggu
setelah haid terakhir, atau lebih tepatnya 266 hari atau 38 minggu setelah
terjadinya pembuahan”. Angka 266 dan 38 kedua-duanya adalah kelipatan dari 19
atau 19×14 dan 19×2.
Lima Pilar Islam (Rukun Islam) dan Sistem 19
Islam adalah agama yang dibawa oleh seluruh nabi sejak Nabi
Ibrahim sebagai the founding father of Islam (misalnya lihat QS 2:67, 130-136;
QS 5:44, 111; QS 3:52).Pesan utama yang disampaikan oleh seluruh Nabi sejak
Nabi Ibrahim sampai Nabi Muhammad adalah sama yaitu menyembah Allah yang Esa,
Shalat, Puasa, Zakat dan Haji. Allah menyempurnakan Islam melalui Nabi
Muhammad. Jadi praktek shalat, zakat, puasa dan haji telah dilakukan dan
diajarkan oleh Nabi-nabi sejak Nabi Ibrahim. Dari kelima pilar agama Islam,
dapat ditunjukkan bahwa semua berkaitan dengan sistim bilangan 19 (kelipatan
19).
· Syahadat
Telah dibahas di atas bahwa pilar pertama agama Islam “Laa
Ilaaha Illa Allah” didisain berdasarkan bilangan 19.
· Shalat
Kata “shalawat” yang merupakan bentuk jamak dari kata
“shalat“ muncul di Al Qur’an sebanyak 5 kali. Ini menunjukkan bahwa perintah
Allah untuk melaksanakan shalat 5 kali sehari dikodekan di Al Qur’an.
Selanjutnya jumlah rakaat dalam shalat dikodekan dengan bilangan 19. Jumlah
rakaat pada shalat subuh, zuhur, ashar, maghrib dan isya masing-masing adalah
2,4,4,3, dan 4 rakaat. Jika jumlah rakaat tersebut disusun menjadi sebuah angka
24434 merupakan bilangan kelipatan 19 atau (24434 = 19×1286). Digit 1286 kalau
dijumlahkan akan didapat angka 17 (1+2+8+6) yang merupakan jumlah rakaat shalat
dalam sehari. Untuk hari Jum’at jumlah rakaat Shalat adalah 15, karena Shalat
Jum’at hanya 2 rakaat. Ini juga dapat dikaitkan dengan bilangan 19 (kelipatan
19). Jika kita buat hari Jum’at sebagai hari terakhir, maka jumlah rakaat
shalat mulai hari Sabtu sampai Jum’at dapat ditulis secara berurutan sebagai
berikut: 17 17 17 17 17 17 15. Jika urutan bilangan tersebut kita jadikan
menjadi satu bilangan 17171717171715, maka bilangan tersebut merupakan bilangan
dengan kelipatan 19 atau (19 x 903774587985). Jadi pada intinya shalat itu
menyembah Tuhan yang Satu (ingat: 19 adalah total nilai numerik dari kata
‘waahid’). Surah Al-Fatihah yang dibaca dalam setiap rakaat dalam Shalat
seperti dibahas sebelumnya juga mengacu pada bilangan 19. Selanjutnya, kata
“Shalat’ dalam Al Qur’an disebutkan sebanyak 67 kali. Jika kita jumlahkan nomor
surat-surat dan nomor ayat-ayat dimana ke 67 kata “Shalat” disebutkan,
diperoleh total 4674 atau 19×246.
· Puasa
Perintah puasa dalam Al Qur’an disebutkan pada ayat-ayat
berikut:
- 2:183, 184, 185, 187, 196;
- 4:92; 5:89, 95;
- 33:35, 35; dan
- 58:4.
Total jumlah bilangan tersebut adalah 1387, atau 19×73.
Perlu diketahui bahwa QS 33:35 menyebutkan kata puasa dua kali, satu untuk
orang laki-laki beriman dan satunya lagi untuk wanita beriman.
· Kewajiban Zakat dan Menunaikan Haji ke Mekkah
Sementara tiga pilar pertama diwajibkan kepada semua orang
Islam laki-laki dan perempuan, Zakat dan Haji hanya diwajibkan kepada mereka
yang mampu. Hal ini menjelaskan fenomena matematika yang menarik yang berkaitan
dengan Zakat dan Haji.
Zakat disebutkan dalam Al Qur’an pada ayat-ayat berikut:
Penjumlahan angka-angka tersebut diperoleh 2395. Total
jumlah ini jika dibagi dengan 19 diperoleh sisa 1 (bilangan tersebut tidak
kelipatan 19).
Haji disebutkan dalam Al Qur’an pada ayat-ayat
- 2:189, 196, 197;
- 9:3; dan
- 22:27.
Total penjumlahan angka-angka tersebut diperoleh 645, dan
angka ini tidak kelipatan 19 karena jika angka tersebut dibagi 19 kurang 1.
Kemudian jika dari kata Zakat dan Haji digabungkan diperoleh
nilai total 2395+645 = 3040 = 19x160.
Penutup
Secara umum disimpulkan bahwa Al Qur’an didisain secara
matematis. Apa yang dibahas di atas hanyalah sebagian kecil dari ribuan bukti
tentang desain matematis dari Al Qur’an dan khususnya tentang bilangan dasar 19
sebagai desain Al Qur’an yang dapat disajikan pada tulisan ini. Selain itu,
tulisan ini hanya memfokuskan pada contoh-contoh yang sangat sederhana,
sementara untuk contoh-contoh yang sangat kompleks tidak disajikan di sini
karena mungkin akan sulit dipahami oleh orang yang tidak memiliki latar
belakang atau kurang memahami matematika. Bilangan 19 yang juga berarti Allah
yang Esa, dan juga berarti tidak ada Tuhan melainkan Dia, dapat dikatakan
sebagai “Tanda tangan Allah” di alam semesta ini. Hal ini sesuai dengan salah
satu firman Allah yang menyatakan bahwa seluruh alam ini tunduk dan sujud
kepada Allah dan mengakui keesaan Allah. Hanya orang-orang kafir lah yang tidak
mau sujud dan mengakui keesaan Allah. Allah dalam menciptakan Al Qur’an dan
alam semesta ini telah melakukan perhirtungan secara detail, seperti firman
Allah yang berbunyi: “dan Allah menghitung segala sesuatunya satu per satu
(secara detail)” (QS 72:28). Jumlahkan angka-angka pada nomor surah dan ayat
tersebut !!!!!! Anda memperoleh angka 19 (7+2+2+8=19). Dari uraian di atas
khususnya mengenai lima pilar Islam diperoleh kesimpulan yang sangat tegas
bahwa pemeluk Islam adalah orang-orang yang pasrah dan tunduk menyembah dan
mengakui keesaan Allah seperti yang ditunjukkan bahwa kelima pilar Islam
tersebut berkaitan dengan sistim bilangan 19 (nilai numerik dari kata “waahid”
atau Esa). Hal ini juga sesuai dengan Islam sendiri yang yang secara harfiah
dapat berarti pasrah/tunduk. Hal lain yang dapat diambil sebagai pelajaran dari
sistim bilangan 19 sebagai disain Al Qur’an adalah terpecahkannya “unsolved
problem” mengenai perdebatan di antara para ulama terhadap status “Basmalah”
pada Surah Al-Faatihah apakah termasuk salah satu ayat dalam surah tersebut
atau tidak. Dengan ditemukannya bilangan 19 sebagai disain Al Qur’an,
bukti-bukti matematis pada tulisan ini telah membuktikan bahwa lafal “Basmalah”
termasuk dalam salah satu ayat Surah Al-Fatihah. Sebagai penutup, semoga
tulisan ini dapat menambah keimanan bagi orang-orang yang beriman, menjadi
tes/ujian bagi mereka yang belum beriman, dan menghilangkan keragu-raguan bagi
mereka yang hatinya dihinggapi keragu-raguan akan kebenaran Al Qur’an. Allah
akan membiarkan sesat orang-orang yang dikehendakiNya dan memberi petunjuk
kepada siapa yang dikehendakiNya (QS 74:31).
Catatan:
Untuk memverifikasi “keajaiban matematis” dari Al Qur’an
anda perlu menggunakan Al Qur’an yang dicetak menurut versi cetak Arab Saudi
atau Timur Tengah pada umumnya. Mengapa? Hasil penelitian yang saya lakukan,
terdapat banyak perbedaan antara Qur’an versi cetak Indonesia pada umumnya dan
Qur’an versi cetak Arab Saudi (kebetulan saya memegang Qur’an versi cetak Arab
Saudi), meskipun perbedaan tersebut tidak berpengaruh pada makna/arti.
Perbedaan tersebut hanya pada cara menuliskan beberapa kata. Meskipun demikian,
jika mengacu pada “Keajaiban Matematis” dari Al Qur’an, Qur’an versi cetak
Indonesia pada umumnya (yang disusun oleh orang Indonesia) menyalahi aturan
yang aslinya sehingga keajaiban matematis tidak muncul. Saya hanya memberikan 2
contoh kata saja dari sekian kata yang berbeda penulisannya yaitu kata
“shirootho” dan “insaana”. Menurut versi cetak Arab Saudi, tidak ada huruf
“ALIF” antara huruf “RO’” dan “THO” pada kata “SHIROOTHO” (lihat di Surat Al
Fatihah) dan antara huruf “SIN” dan “NUN”pada kata “INSAANA”, tetapi menurut
versi cetak Indonesia pada umumnya terdapat huruf ALIF pada kedua kata
tersebut. Pada versi cetak Arab Saudi, untuk menunjukkan bacaan panjang pada
bunyi ROO dan SAA pada kata SHIROOTHO dan INSAANA, digunakan tanda “fathah
tegak”. Saya paham, maksud orang menambahkan ALIF pada kedua kata tersebut agar
lebih memudahkan bagi pembacanya, tetapi ternyata menyimpang dari aslinya. Maka
dari itu anda menemukan jumlah huruf yang lebih banyak pada Surat Al Fatihah
ayat 6 dan 7 dari yang saya tuliskan. Sebagai tambahan, salah satu ciri Qur’an
versi cetak Indonesia pada umumnya adalah Surat Al Fatihah terletak pada
HALAMAN 2, sementara versi cetak Arab Saudi, Fatihah berada pada HALAMAN 1.
Mengenai jumlah kata, kata harus didefinisikan sebagai
susunan dari beberapa huruf (dua hrurf atau lebih), sehingga anda harus
memperlakukan “WA atau WAU” sebagai huruf meskipun bisa diartikan dengan kata
“DAN” dalam bahasa Indonesia. Perlakuan “WA” (misalnya pada kata “WATAWAA”)
sebenarnya bisa disamakan dengan “BI” (pada kata BISMI), karena kebetulan BI
bisa gandeng dengan kata berikutnya, sementara WA tidak bisa ditulis gandeng
dengan kata yang mengikutinya. Jadi jangan hitung “WA” sebagai kata, tetapi
sebagai huruf.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar